-
Discover
-
Spotlight
- Jelajahi Orang
JejakInfo.id 2025
JejakInfo.id — Konstelasi jelang Sidang Sinode ke-39 Gereja Protestan Maluku (GPM) yang dihelat 22 Oktober, mendatang kian memanas.
Meski riuhnya belum mengemuka ke ruang publik, namun isunya sudah mulai berhembus ke beranda publik.
Momen demokrasi lima tahuan di GPM itu akan berlangsung sengit. Beberapa nama, suksesor Pendeta Elifas Tomix Maspaitella mulai dibincangkan.
Siapa mereka? Pendeta Izack Sapulette. Ia kini menduduki jabatan sebagai Sekum MPH Sinode GPM.
Selain itu, ada Pendeta Rudy Rahabeat yang menjabat Wasekum MPH Sinode GPM.
Muncul lagi nama Pendeta George Likumahua. Ia sekarang menduduki Kabag Keuangan MPH Sinode GPM.
Muncul lagi nama Pendeta Henky Herzon Hetharia. Pendeta Henky kini menjabat Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM).
Selain empat nama calon Ketua Sinode GPM itu, ada tiga nama mulai dibincangkan masuk radar orang nomor dua (Sekretaris Sinode GPM).
Diantaranya; Pendeta Daniel Wattimena, mantan Ketua Klasis Pulau Ambon Timur. Ia kini menduduki jabatan salah satu Karo PIPK MPH Sinode GPM.
Ada juga Pendeta Rein Tupan, yang kini menduduki jabatan Ketua Klasis Tanimbar Selatan. Pendeta Rein juga kini menjabat sebagai Ketua AMGPM Daerah Kepulauan Tanimbar.
Terakhir Pendeta Max Takaria. Takaria saat ini menduduki jabatan Ketua Klasis Pulau Ambon Timur. Sebelumnya, Pendeta Takaria menjabat Sekretaris Klasis Kota Ambon.
Terpisah, Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM Pendeta Elifas Tomix Maspaitella menegaskan, bahwa persidangan sinode ke-39 GPM akan berlangsung pada 19 Oktober mendatang.
Tentunya dalam Sidang Sinode GPM nanti, kata Maspaitella, akan ada banyak isu dan pergumulan para pelayan gereja dalam menghadapi situasi pelayanan termasuk menggumuli isu-isu global yang menjadi rana pelayanan gereja.
Salah satu pergumulan penting ialah menentukan keberlanjutan kepemimpinan di Gereja Protestan Maluku. Kata Maspaitella, GPM punya semua kader terbaik. Para pendeta GPM itu adalah hamba-hamba yang sesungguhnya siap untuk menjalankan apa saja yang menjadi suruhan Tuhan kepada mereka.
"Kepimpinan gereja itu harus dilihat sebagai manifestasi dari panggilan dan penunjukan Allah," ucapnya usai meresmikan Pastori Pengurus Besar AMGPM, Jumat (10/10).
Ia meminta kepada umat dan jemaat untuk terus mendoakan supaya Tuhan memberikan kepada gereja ini gembala-gembalanya yang baik.
"Pemimpin gereja itu kan bagian dari tugas ke-pendeta-an. Jadi siapapun kalau ditunjuk Tuhan untuk memimpin gereja, ya dia harus menyatakan ya, bersedia untuk memimpin, menggembalakan umat kepunyaan Tuhan," singkatnya.
Sementara itu, soal pengganti Pendeta Maspaitella, Ketua Pensiunan Pendeta GPM, Abner James Timisela enggan berkomentar lebih jauh.
Baginya, seorang penginjil sekalipun kalau memperoleh kepercayaan dari umat, maka tugas dan tanggung jawab harus dipikul dengan penuh rasa tanggung jawab.
Baginya, dari sekian nama yang mencuat sebagai kontestan, mereka itu adalah aset gereja yang harus dijaga.
"Jangan karena kepentingan mendukung satu lalu menjelekkan yang lain. Kalau mereka punya peluang dan kesempatan, silahkan!" ucapnya.
Ia meminta, para peserta terkhusus para ketua-ketua klasis untuk tidak melakukan hal yang nantinya berdampak terhadap proses pelayanan. Memaksakan keinginan peserta khususnya penatua diaken, sama halnya dengan membuka konflik interest dalam pelayanan gereja.
"Siapapun yang akan terpilih sebagai Ketua Sinode GPM, seluruh pelayan dan umat harus menerima. Sebab dialah yang dikehendaki. Utamanya, menjalin kerjasama dengan siapapun dan yang paling penting memiliki ketahanan intelektual, ketehanan moral dan ketahanan spiritual," pesannya.
Ia berharap Sidang ke-39 Sinode GPM menjadi bagian dari pergumulan gereja ini untuk menyikapi berbagai persoalan, baik persoalan kepemimpinan, manajemen pengelolaan keuangan gereja, hubungan serta relasi gereja dengan berbagai pihak termasuk pemerintah.
Pemimpin gereja sesungguhnya, kata Timisela, tidak hanya membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki kematangan intelektual, tapi butuh seseorang yang punya kematangan emosional dan kematangan spiritual. (ji1)