Aziz Tinggalkan Golkar? Elektoral Partai Akan Terpuruk di 2029: Butuh Kerja Keras!

190

JejakInfo.id – Insiden Kamis (9/10), sore, di Sekretariat DPD Partai Golkar Provinsi Maluku, menambah rekor buruk dalam sejarah perpolitikan partai penguasa era orde baru ini.

Bagaimana tidak, di tengah upaya konsolidasi partai pada masa transisi kepemimpinan Ramli Ibrahim Umasugi, muncul keputusan yang dinilai kontra produktif alias subjektif emosional yang dilakukan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar dibawa komando Bahlil Lahadalia.

Aksi ofensif yang diduga dilakukan masa pendukung Aziz Mahulette di markas beringin Maluku itu, buntut dari surat keputusan yang diterbitkan DPP Partai Golkar perihal pengusulan calon pengganti antar waktu (PAW) anggota DPRD Provinsi Maluku, pasca meninggalnya Alm Rasyad Effendi Latuconsina.

Berdasarkan data hasil rekapitulasi perolehan suara Pileg 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maluku, Alm Rasyad Effendi Latuconsina memperoleh suara sebanyak 4.938 suara. Di posisi kedua ditempati Aziz Mahulette dengan perolehan suara sebanyak 3.309, dan Ridwan Rahman Marasabessy menempati posisi ketiga dengan raihan sebanyak 2.915 suara.

Tarik ulur pengusulan calon pengganti, berakhir di meja dewan etik. Setelah serangkaian pemeriksaan dilakukan, Hakim Etik DPP Partai Golkar lantas memutuskan: Aziz dipecat dan dicabut status keanggotaan, selanjutnya memberhentikan Ramli Ibrahim Umasugi dan Abner James Timisela dari ketua dan sekretaris DPD Golkar Maluku.

Aziz dipecat karena dinilai terlibat mendukung calon kepala daerah yang bukan rekomendasi Golkar di Pilkada Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), 2024 yang baru selesai digelar. Sementara Ramli dan James disanksi karena dinilai mengambil keputusan, tanpa melalui rapat pleno DPD I.

Prahara Golkar Maluku menjelang konsolidasi partai menuju Pemilu yang akan datang, tentunya akan berdampak pada elektoral, jika Aziz dan gerbongnya pergi meninggalkan Golkar.

Apalagi saat ini hanya empat (4) kursi, yang masih bertahan di gedung "senayan" Karang Panjang. Dua (2) kursi hilang di daerah pemilihan (Dapil II), Buru-Buru Selatan, pada Pileg yang baru selesai digelar.

Puncak konflik itu baru dimulai. Kuat dugaan Aziz dan pendukungnya akan tinggalkan Golkar. Dan akar kepahitan akan dijadikan senjata ampuh menjatuhkan popularitas Golkar di wilayah Maluku Tengah (Malteng) terkhusus jazirah Leihitu.

Hal ini akan berdampak pada elektoral Golkar Maluku di Pemilu 2029. Apakah satu seat itu akan menjadi langganan Partai Golkar di Dapil III Malteng ataukah akan hilang ditelan derasnya gelombang laut Pulau Haruku. Ini butuh komitmen, dan kerja keras dari pemimpin Golkar Maluku yang baru nanti!. (*)