Ilustrasi pelabuhan

Membangun Kejayaan Maluku: Dari Seram Untuk Dunia

51

By.
Gerald Wakano
(Tokoh Masyarakat Seram Bagian Barat)

BAYANGKAN sebuah pelabuhan raksasa akan berdiri megah di pesisir Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Bukan sekadar tempat sandar kapal, melainkan sebuah jantung ekonomi baru yang berdenyut, menghidupkan setiap jengkal tanah dan laut kita. Itulah visi Maluku Integrated Port (MIP).

Banyak yang mungkin ragu, apakah mungkin swasta mau membiayai mimpi sebesar ini?

Jawabannya tidak hanya "mungkin", tetapi sudah terjadi di negara-negara maju. Lihatlah Inggris, yang membangun Bandara Heathrow Terminal 5 dengan skema Private Finance Initiative (PFI). Swasta membiayai, membangun, dan mengelola, sementara pemerintah memastikan kepentingan publik terlindungi. 

Hasilnya? Infrastruktur kelas dunia tanpa membebani anggaran negara. Contoh lain adalah Jerman, dengan model Public-Private Partnership (PPP) yang sukses membangun jaringan kereta cepat dan jalan tolnya. Mereka paham, kolaborasi ini adalah simbiosis mutualisma negara dapat infrastruktur, swasta dapat peluang bisnis yang stabil.

Namun, yang paling menginspirasi mungkin adalah Israel. Sebuah negara yang dibangun di atas gurun pasir, dengan sumber daya alam yang terbatas. Kunci kesuksesan mereka? Inovasi, keteguhan hati, dan kemampuan menarik investasi global. Mereka mengubah keterbatasan menjadi keunggulan dengan memanfaatkan modal dan pengetahuan swasta untuk membangun infrastruktur pertanian, teknologi, dan pertahanan yang kini mendunia. Jika Israel bisa, Maluku yang diberkahi kekayaan alam melimpah, pasti jauh lebih bisa!

Lalu, apa yang membuat SBB begitu memesona bagi investor dunia? Jawabannya terpampang nyata di hutan dan perut bumi kita. Mari kita lihat dengan kalkulator di tangan dan mimpi di hati.

Pertama “Damar si Emas Hijau dari Hutan Seram”

Belantara hutan Pulau Seram yang masih tertutup akses infrastruktur, kita memiliki 300.000 pohon damar. Jika satu pohon menghasilkan 200 kg getah per tahun, dan harga dasarnya di pedagang Seram adalah Rp 25.000/kg, maka 60.000.000 kg x Rp 25.000 = Rp 1.500.000.000.000. 

Satu setengah triliun rupiah per tahun! Itu baru harga dasar di tingkat pedagang lokal. Bayangkan jika getah damar ini kita olah dan ekspor langsung melalui MIP, harganya bisa melonjak 2 hingga 5 kali lipat! Potensi 3 hingga 7,5 triliun rupiah per tahun ini adalah magnet raksasa yang tidak bisa diabaikan investor mana pun.

Kedua Legasi Batu Gamping dari Taniwel

Kita memiliki cadangan batu gamping yang bukan lagi untuk puluhan, tetapi ratusan tahun. Dengan luas 40.000 hektar dan ketinggian 100 meter, dan hanya mengolah 10 persennya. Jumlah ini tidak akan mengganggu ekosistem dan tidak akan merugikan alam sekitar. Kita memiliki potensi 4 miliar meter kubik. Dengan produksi 5 juta ton per tahun, tambang ini memiliki usia 800 tahun! Ini adalah warisan industri abadi yang menjamin keberlangsungan bisnis untuk delapan abad ke depan. Investor tidak hanya melihat proyek 5 tahun, mereka melihat sebuah peradaban industri yang dapat mereka bangun bersama kita.

Skema pembiayaan swasta ini adalah kemitraan yang cerdas. Kita (Pemerintah dan Rakyat) mendapatkan infrastruktur pelabuhan dan kawasan industri kelas dunia tanpa hutang. Kita membuka ribuan lapangan kerja dan menciptakan pusat ekonomi baru. Sedangkan Investor Swasta mendapatkan hak kelola untuk waktu tertentu dengan return on investment yang jelas dari pengelolaan pelabuhan dan kawasan industri.

Ini adalah hubungan win-win solution. Mereka membawa modal dan teknologi, kita sediakan lahan, sumber daya manusia, dan kekayaan alam yang luar biasa. MIP akan menjadi gerbang yang mempertemukan potensi dahsyat SBB dengan pasar global.

Sejarah mencatat bahwa nenek moyang kita adalah pelaut ulung dan pedagang yang disegani. Kini, saatnya kita mengulang kejayaan itu di era modern. Mari jadikan MIP sebagai mercusuar baru Nusantara. Mari kita tunjukkan pada dunia bahwa Maluku bukanlah daerah tertinggal, melainkan raksasa ekonomi yang baru saja bangun.

Dengan semangat Mari Basudara, dengan data yang tak terbantahkan, dan dengan contoh kesuksesan dari Inggris, Jerman, dan Israel di hadapan kita, marilah kita songsong investasi ini dengan tangan terbuka dan pikiran yang cermat.

Masa depan tidak kita tunggu. Masa depan kita bangun bersama. Mulai dari Seram Bagian Barat, untuk Kejayaan Maluku!

Dalam Perpektif di atas mengubah paradigma lama yang hanya mengharapkan APBN untuk membiayai pembangunan. Karenanya masyarakat Maluku seyogianya mendukung dan mendoakan agar apa yang saat ini dilakukan oleh Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa dan Bupati SBB Asri Arman di Jepang bisa terwujud demi kemakmuran rakyat Maluku. (*)