-
Discover
-
Spotlight
- Jelajahi Orang
JejakInfo.id 2025
SAPARUA, JejakInfo.id — Antusiasme warga Negeri Nolloth, Negeri Tuhaha, dan Dusun Pia, Negeri Siri Sori Amalatu, Kecamatan Saparua Timur, menyambut hangat kehadiran Anggota DPRD Maluku Tengah Dapil VI, Franky Loupatty, S.Pi. Dalam kunjungan reses yang berlangsung 15–20 September 2025 itu, Loupatty benar-benar memanfaatkan waktu untuk menyerap aspirasi rakyat yang diwakilinya.
"Reses bukan hanya soal formalitas. Ini momen berharga bagi saya untuk duduk bersama warga, mendengar keluh kesah mereka, dan memastikan apa yang menjadi kebutuhan benar-benar sampai ke meja kebijakan," tegas Loupatty, yang juga pernah menjadi anggota DPRD Kota Ambon periode 2004–2009.
Menurut politisi Gerindra itu, wakil rakyat tidak boleh hanya “terkurung di balik meja”. Justru harus rajin turun menemui masyarakat agar program yang dilahirkan tidak salah sasaran.
Loupatty menyebut, reses adalah jembatan informasi, sarana untuk memperkuat kepercayaan publik, sekaligus ruang untuk merencanakan pembangunan yang sesuai kebutuhan nyata di lapangan.
Untuk tahun 2025, Loupatty menegaskan fokus utamanya adalah penyediaan air bersih di Dusun Pia, bantuan hibah bagi jemaat-jemaat di Saparua, serta dukungan sosial untuk kelompok usaha kecil di beberapa negeri.
"Air bersih itu kebutuhan dasar. Begitu juga lembaga keagamaan dan UMKM, mereka harus kita perhatikan karena menjadi penopang kehidupan masyarakat Lease," ujarnya.
Loupatty juga menyoroti kondisi kawasan Lease yang masih tertinggal. Mulai dari jalan, gedung pemerintahan, hingga fasilitas pendidikan, menurutnya masih jauh dari harapan.
"Sebagai wakil rakyat, kami tidak boleh diam. Lease butuh perhatian serius agar bisa sejajar dengan wilayah lain di Maluku Tengah," katanya penuh penekanan.
Loupatty menambahkan, dalam era digitalisasi, kinerja pejabat publik selalu dipantau masyarakat. Karena itu, DPRD harus konsisten mengawal visi pembangunan daerah.
Ia memastikan dirinya akan terus menjaga agar RPJPD Maluku Tengah 2025–2045 benar-benar berjalan, dimulai dari peletakan pondasi pembangunan pada periode 2025–2030.
"Jangan sampai rencana hanya tinggal rencana. Tugas kami memastikan setiap program benar-benar hadir di tengah rakyat, terutama di bumi Uliezer yang kita cintai ini," tutupnya. (ji3)